KATA
PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
bimbingan dan penyertaan-Nya, sehingga saya dapat merangkum paper ( dalam
bentuk rangkuman ) ini guna memenuhi tugas yang diberikan dosen pengajar pada
Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen Universitas Persada Indonesia YAI. Saya menyadari bahwa tugas ini masih belum sempurna
disebabkan karena terbatasnya kemampuan pengetahuan baik teori, maupun praktek.
Dengan demikian saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca guna memperbaiki dan menyempurnakan penulisan paper ini.
Kiranya Yang Maha Kuasa tetap menyertai kita sekalian,
dengan harapan pula agar karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
pengantar.................................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
I.
Break
Even.........................................................................................4
II.
Break Even
Point.............................................................................................4
A. Break
Even Point Unit atau BEP
unit.........................................................5
B. Break
even point Rupiah atau BEP
rupiah................................................5
C. Break
Even Point Mix
Product..................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu
merencanakan seberapa besar laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha maka
tentunya akan mengeluarkan biaya produksi, maka dengan analisis titik impas
dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang dilakukan
tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu menetapkan penjualan dengan
harga yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang diinginkan. Hal tersebut
dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap harga jual dan begitu
pula sebaliknya, sehingga dengan penentuan titik impas tersebut dapat diketahui
jumlah barang dan harga yang pada penjualan.
Bab II
PEMBAHASAN
I.
Break Even
Break Even adalah suatu analisis yang bertujuan
untuk menemukan satu titik, dalam unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya sama
dengan pendapatan. Dengan mengetahui break even ini diharapkan pada volume
penjualan berapa perusahaan mencapai titik impasnya, yaitu tidak rugi ataupun
tidak untung.
Analisis ini memerlukan estimasi mengenai biaya
tetap, biaya variabel, dan penjualan. Contoh dari biaya tetap adalah biaya
depresiasi, pajak bumi dan bangunan, bunga kredit, dan gaji pimpinan, sedangkan
contoh dari biaya variabel adalah biaya tenaga kerja langsung, biaya material,
biaya utiliti.
II.
Break Even Point
Break Even Point (BEP) ialah titik impas di mana
posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak
terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan.
Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis
proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa
uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.
Break Event Point memerlukan
komponen penghitungan dasar seperti berikut ini:
- Fixed Cost. Komponen
ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi
atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya
tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.
- Variabel Cost. Komponen
ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari
tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat,
berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya
bahan baku, biaya listrik, dll.
- Selling Price. Komponen
ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
Manfaat dari analisis break event point ( titik
impas)
Analisis
Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana
pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang
akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat
membantu pimpinan dalam mengambil keputusan mengenai hal-hal sebagai berikut:
a)
Jumlah
penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
b)
Jumlah
penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
c)
Seberapa
jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
d)
Untuk
mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan
terhadap keuntungan yang diperoleh.
e)
Untuk
mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan
terhadap keuntungan yang diperoleh.
A.
Break Even Point Unit atau BEP Unit
Ini adalah harga yang Anda terima per
unit penjualan. Memperhitungkan diskon penjualan dan penawaran
khusus. Mendapatkan nomor ini dari perkiraan penjualan Anda.
Untuk bisnis berbasis non-unit, membuat
per-unit pendapatan satu dolar dan masukkan biaya Anda sebagai persen dari
dolar. Pertanyaan paling umum tentang masukan ini berhubungan dengan
rata-rata banyak produk yang berbeda ke dalam perkiraan tunggal.
Rumus:
Harga Jual – Variabel Cost
B.
Break Even Point Rupiah atau BEP
Rupiah
Break even rupiah atau titik pulang pokok yang dinyatakan dalam
jumlah penjualan atau harga penjualan tertentu.
Rumus :
BEP-Rupiah = Total Fixed Cost
x Harga jual/ Harga jual per unit - VC
C. Break Even Point Mix Product atau BEP
MIX
Break even point mix
dalam asumsi perusahaan hanya menghasilkan lebih dari dua macam produk, dan
bila menghasilkan lebih dari dua macam produk maka tidak boleh ada perubahan
komposisi dalam BEP mix menunjukkan perimbangan penjualan antara beberapa macam
produk yang dihasilkan. Apabila ada perubahan BEP Mix nya akan menyebabkan
perubahan BEP secara total.
Rumus ;
BEP = TFC/ [ (1- AVC/ Pi) Wi ]
*Penjualan
BEP masing-masing produk: %tase
penjulan x BEP perhari/ P (Harga)
BEP=
Keadaan dimana TC=TR
Keterangan:
a.
Biaya
Tetap(FC) adalah biaya yang jumlahnya
tetap walaupun usaha anda tidak sedang berproduksi seperti biaya gaji karyawan,
biaya penyusutan peratalan usaha, biaya asuransi. Dll.
b.
Biaya
Variable (VC) adalah biaya yang jumlahnya akan
meningkat seiring dengan peningkatan jumlah produksi. Misalnya bahan baku,
bahan bakar, biaya listrik dll.
c.
Harga
per unit adalah harga jual barang atau
jasa yang dihasilkan.
d.
Biaya
Variable per unit adalah total biaya variable
dibagi dengan jumlah unit yang di produksi atau dengan kata lain biaya
rata-rata per unit.
e.
BEP adalah jumlah Rupiah yang harus diterima pada
kondisi BEP
f.
TFC adalah Total Fixed Cost
g.
AVC adalah biaya variabel masing-masing produk
h.
Pi adalah harga masing-masing produk
i.
Wi adalah presentase
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
BEP (Break Even Point) adalah titik dimana
ketentuan penerimaan total sama dengan pengeluaran total. Analisis BEP
membutuhkan suatu perkiraan biaya tetap (fixed cost), biaya variabel (variabel
cost) dan penerimaan (revenue).
Apabila perusahaan di dalam kegiatan operasinya
menggunakan biaya tetap dan pada volume penjualan hanya bisa menutup biaya
tetap dan biaya variabel saja. Dengan Break Even Point ,manajer perusahaan
dapat mengindikasikan tingkat penjualan yang disyaratkan agar tidak
menderita kerugian, dan disarankan
dapat mengambil langkah-langkahyang tepat untuk masa akan datang.
Dengan mengetahui titik impas ini,manajer juga dapat mengetahui sasaran volume
penjualan minimal yang harus diraih oleh perusahaan tersebut.
CONTOH SOAL
1. Fixed Cost suatu toko sepatu :
Rp.500.000,-
Variable cost Rp.10.000 / unit
Harga jual Rp. 20.000 / unit
Variable cost Rp.10.000 / unit
Harga jual Rp. 20.000 / unit
Maka BEP per unitnya
adalah....
a.
50
b. 60
c. 80
d. 90
e. 95
2. Dengan menggunakan contoh soal sama
seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP
adalah....
a. 5.000.000
b. 8.000.000
c.
1.000.000
d. 9.000.000
e. 8.500.000
3. ialah titik impas di mana posisi jumlah
pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun
kerugian dalam suatu perusahaan. Pengertian tersebut adalah pengertian......
a. PLC
b. MRP
c. EOQ
d. JIT
e.
BEP
4. Margin Konstribusi adalah.............
a. Harga jual barang atau jasa yang dihasilkan
b.
selisih harga jual per unit
dengan biaya variable per unit.
c. Presentase
d. Titik impas
e. Total biaya variabel
5. Fixed
Cost/ Harga Jual- Variabel Cost
Rumus tersebut adalah
rumus.........
a. BEP Mix
b. BEP Rupiah
c.
BEP Unit
d. EOQ
e. JIT
CONTOH KASUS
1. PT. Agung Citra “Data produksi atau Penjualan”
Tahun
|
Volume Produksi
|
2010
|
100 mt
|
2011
|
115 mt
|
2012
|
135 mt
|
2013
|
165 mt
|
2014
|
180 mt
|
Diketahui ;
FC = Rp. 1m/ bulan
VC= Rp. 40.000/ u
S/P= Rp. 100.000/u
1mt= 1000 u
Ditanya: tahun ke berapa dia untung?
2. Sebuah restoran siap saji akan menentukan
berapa BEP yang harus dicapai dari hasil penjualan produk-produknya. Perusahaan
mempunyai informasi sbb:
Jenis produk
|
Harga (P)
|
AVC
|
Ramalan penjualan/th
|
Roti isi daging
|
$ 2,95
|
$ 1,25
|
7000
|
Minuman ringan
|
$ 0,80
|
$ 0,30
|
7000
|
Kentang panggang
|
$ 1,55
|
$ 0,47
|
5000
|
Teh
|
$ 0,75
|
$ 0,25
|
5000
|
Salad
|
$ 2,85
|
$ 1,00
|
3000
|
Dalam
kegiatan operasionalnya, perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar $ 3500/
bulan.
Tentukan...
a.
Berapa
total penerimaan dalam kondisi BEP?
0 comments:
Post a Comment