KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Material Handling”
Penulisan ini merupakan salah satu
tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Seminar Manajemen
Operasional. Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Ucapkan
terima kasih tidak lupa saya haturkan kepada dosen seminar manajemen
operasional Bapak Drs. Sunarso Rizal SE, MM. untuk teman teman dan semua pihak
yang telah membantu, saya ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini dapat
berguna, sebagai karya dari kami dan untuk semua amin.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………............................................................................. 1
Daftar Isi……................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Material
Handling…..................................................... 4
B. Tujuan Material Handling……………………….…..…………....... 4
C. Prinsip Dasar Material
Handling……………….…....................... 5
D. Jenis Peralatan Material
Handling…………………….................... 6
E. Pemilihan Peralatan Material
Handling……………................... 8
F. Ongkos Material
Handling…………………………….……………. 9
G. Contoh Kasus…………………………………………………….. 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan……………………..................................................................... 11
DAFTAKA PUSTAKA……………………………………………………. 12
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Sistem penanganan bahan baku memegang peranan yang sangat
penting dalam perencanaan suatu pabrik. Pada sebagian besar manufacturing,
orang beranggapan bahwa lebih baik bahan yang bergerak atau berpindah dari pada
orang atau mesinnya. Untuk beberapa kasus tertentu kadang-kadang akan lebih
baik manusia atau mesin (ataupun keduanya) yang dipindakan. Perencanaan tata
letak pabrik tidaklah bisa mengabaikan signifikasi dari aktivitas pemindahan
bahannya, demikian juga sebaliknya.
Pemindahan bahan atau material adalah suatu aktivitas yang
sangat penting dalam kegiatan produksi dan memiliki kaitan erat dengan
perencanaan tata letak fasilitas produksi. Aktivitas ini merupakan aktivitas
“non produktif” sebab tidak memberikan nilai perubahan apa-apa terhadap
material atau bahan yang dipindahkan, tidak akan terjadi perubahan bentuk,
dimensi, maupun sifat-sifat fisik atau kimiawi dari material yang berpindah.
Kegiatan pemindahan bahan/material tersebut akan menambah biaya (cost). Dengan
demikian sebisa mungkin aktivitas pemindahan bahan tersebut dieliminir atau
paling tepat untuk menekan biaya pemindahan bahan tersebut adalah memindahkan
bahan pada jarak yang sependekpendeknya dengan mengatur tata letak fasilitas
produksi atau departmen yang ada.
Material handling adalah aliran bahan yang harus
direncanakan secermat cermatnya sehingga material (bahan) akan bisa dipindahkan
pada saat dan menuju lokasi yang tepat. Biaya material handling dengan mudah
akan dapat dihitung. Biasanya biaya material handling akan proporsional dengan
jarak pemindahan material dan pengukuran jarak akan bisa dilaksanakan dengan
sederhana bilamana layout dari fasilitas produksi tersebut bisa digambarkan.
Biaya material handling seringkali akan sangat dipengaruhi oleh desain layout
itu sendiri. Karena biaya material handling proporsional dengan jarak
perpindahan material, maka pemilihan tipe layout itu sendiri sudah akan memberi
pengaruh terhadap jumlah biaya material handling. material handling mempunyai
tujuan umum yaitu meminimumkan biaya. Karena pengaruh yang nyata dalam material
handling, penting sekali untuk mendesain layout dan sistem material handling
secara simultan atau paling tidak terjadi back tracking yang signifikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
PENANGANAN BAHAN (MATERIAL HANDLING)
A.
Pengertian
Material Handling
Menurut Assauri
(2008), dalam produksi terdapat bermacam-macam proses yang harus dilalui oleh produk
tersebut untuk sampai selesai dan siap dikirim ke pasar. Pergerakan/perpindahan
bahan itu disebut “ material movement ”. Akan tetapi bahan-bahan
merupakan benda mati yang tidak dapat bergerak dengan sendirinya. Oleh karena
itu dibutuhkan kegiatan pemindahan bahan yang disebut “material
handling”.
Material handling
(penanganan bahan) dapat diartikan sebagai menangani material dengan
menggunakan peralatan dan metode yang benar. Perencanaan sistem material
handling merupakan suatu komponen penting dalam perencanaan fasilitas terutama
dalam kaitannya dengan desain tata letak. Oleh karena itu, perencanaan tata
letak dan perencanaan penanganan material selalu saling terkait satu dengan
yang lainnya. ( Eddy Herjanto ; Manajemen Operasi Edisi 3 ; Grasindo ; 2008 ;
Hal 143 )
Pengertian Material Handling menurut John A Stubin, dalam Business
Management yaitu, Material handling adalah suatu bagian yang
integral dari proses produksi yang meliputi penyimpanan, pemuatan, penuranan, dan juga bagian transportasi mengangkut material ke pengepakan sampai barang
jadi yang siap dipasarkan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa material handling adalah kegiatan
mengangkat, mengangkut, meletakkan bahan-bahan/barang-barang dalam proses di
dalam pabrik, kegiatan ini dimulai sejak bahan-bahan masuk atau diterima di pabrik, sampai
pada saat barang jadi dikeluarkan dari pabrik.
B.
Tujuan Material Handling
kegiatan suatu perusahaan industri terdiri dari tiga bagian,
yaitu:
1. Menyediakan
atau menempatkan bahan-bahan di tempat kerja. ("Make Ready").
2. Melakukan kegiatan yang nyata dalam
pengolahan atau pembuatan barang. ("Do").
3. Memindahkan
barang-barang, bahan-bahan dari tempat kerja. ("Put Away ").
Pada dasarnya tujuan utama diadakannya material handling adalah
untuk menghilangkan pemborosan atau inefisiensi. Beberapa tujuan
lain dari dilaksanakannya material handling adalah sebagai berikut ini :
1.
Menjaga
atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan dan memberikan perlindungan
terhadap material.
2.
Meningkatkan
keamanan dan mengembangkan kondisi kerja.
3.
Meningkatkan
produktivitas:
a.
Material
akan mengalir pada garis lurus
b.
Material
akan berpindah dengan jarak sedekat mungkin
c.
Perpindahan
sejumlah material pada satu kali waktu
d.
Mekanisme
penanganan material
e.
Otomasi
penanganan material
f.
Menjaga
atau mengembangkan rasio antara produksi dan penanganan material,
g.
Meningkatkan
muatan/beban dengan penggunaan peralatan material handling otomatis.
4.
Meningkatkan
tingkat penggunaan fasilitas
a.
Menigkatkan
penggunaan bangunan
b.
Pengadaan
bangunan serbaguna
c.
Standarisasi
peralatan material handling
d.
Menjaga,
dan menempatkan seluruh peralatan sesuai kebutuhan dan mengembangkan program
pemeliharaan inventif.
e.
Integrasi
seluruh peralatan material handling dalam suatu sistem.
5.
Sebagai
pengawasan persediaan.
C.
Prinsip Dasar Material Handling
Beberapa prinsip dasar yang perlu mendapat perhatian di dalam
perencanaan penanganan material (material handling) adalah sebagai berikut:
·
Sistem material
handling yang disusun harus memenuhi tujuan dan persyaratan dasar.
·
Sistem
penanganan dan penyimpanan hendaknya terintegrasi.
·
Peralatan material
handling dan prosedurnya didisain sedemikian rupa dengan mempertimbangkan
faktor kemampuan manusia dan keterbatasanya
·
Metode
dan peralatan material handling yang dipilih harus memberikan
biaya per unit angkut yang rendah
·
Faktor
pemakaian energi dari sistem material handling dan prosedurnya harus
diikutsertakan dalam melakukan justifikasi ekonomi
·
Pemakaian
ruangan yang seefektif mungkin
·
Sedapat
mungkin memanfaatkan gaya berat dalam memindahkan material dengan tetap
memperhatikan keterbatasan
·
Gunakan
komputerisasi dalam material handling
·
Dalam
penanganan dan penyimpanan arus data harus terintegrasi dengan arus fisik
material
·
Urutan
operasi dan tata letak peralatan harus efektif dan efisien
·
Standarisasikan
metode dan peralatan material handling.
·
Mekanisasikan
peralatan material handling untuk efisiensi
·
Metode
dan peralatan material handling harus mempunyai dampak minimal
terhadap lingkungan
·
Metode
penanganan harus sesederhana mungkin dengan mengeliminasi, mengurangi atau
mengkombinasikan gerakan dan atau peralatan yang tidak perlu
·
Metode
dan peralatan harus bisa menangani berbagai kondisi operasi
·
Metode
dan peralatan material handling harus sesuai dengan peraturan keselamatan yang
berlaku.
·
Sistem
material handling harus mencakup jadwal pemeliharaan, jadwal perbaikan, serta
kebijakan jangka panjang.
D.
Jenis Peralatan
Material Handling
Tulang punggung
sistem material handling adalah peralatan material handling. Sebagian besar
peralatan yang ada mempunyai karakteristik dan harga yang berbeda. Semua
peralatan material handling diklasifikasikan ke dalam tiga tipe utama yaitu:
1.
Conveyors
Conveyors
adalah suatu peralatan yang memindahkan bahan-bahan baik dengan arah horizontal
maupun vertical antara dua tempat tetap. Tipe-tipe peralatan lain yang dapat
ditempatkan dalam kategori ini adalah escalator, pipa, elevator, belt, dll.
Karakteristik
pertama conveyors adalah bahwa peralatan ini memberikan route perpindahan yang
tetap. Karakteristik kedua adalah bahwa conveyors memanfaatkan ruangan secara
terus menerus. Beberapa tipe conveyor:


2.
Truk dan Peralatan Mobil
Kendaraan-kendaraan
ini digerakan dengan tenaga tangan, minyak, atau listrik dan mempunyai
kemampuan mengankut barang-barang dengan arah horizontal.
Berlawanan
dengan conveyors, truk dan kendaraan sejenisnya merupakan variable-path equipment, karena dapat bergerak dari satu lokasi ke
lokasi lain sepanjang permukaan jalan yang tersedia memungkinkan dan tidak
dirintangi.
Peralatan-peralatan
ini juga tidak seperti conyeyors, dalam hal ini pemanfaatan ruang secara
tertentu secara “intermittent”. Sebagai konsekuensinya, walaupun ruangan
digunakan untuk kendaraan pada lokasi tertentu, ruangan tersebut bebas untuk
penggunaan lainnya. Dari situasi tertentu, perusahaan menggunakan tipe
peralatan penanganan bahan ini Karena karakteristik-karakteristiknya yang tidak
memerlukan route tetap dan tidak memanfaatkan ruangan secara terus menerus.
Beberapa tipe peralatan mobil :


3.
Derek dan Kerekan (cranes
and hoists)
Peralatan-peralatan
ini dalam kondisi tertentu, mampu memindahkan bahan-bahan secara verikal dan
lateral dalam ruangan dengan kepanjangan, kelebran, ketinggian terbatas. Tentu
saja berbagai jenis perlatan ini dapat dipindah-pindahkan daru satu lokasi ke
lokasi lain bila dinaikan ke atas traktor truk, atau kendaraan lainnya.
Cranes and
hoists bisa digunakan pada pekerjaan-pekerjaan konstruksi, pengangkutan
barang-barang berat dari tempat kerja satu ke departemen lainnya serta
pembokaran cargo di dok-dok pelabuhan. Beberapa tipe derek dan kerekan:



E.
Pemilihan
Peralatan Penanganan Bahan (Material
Handling)
Berbagai faktor perlu dipertimbangkan untuk memilih tipe-tipe peralatan
penanganan bahan yang akan digunakan dan berapa banyak setiap tipe akan
diperlukan. Faktor-faktor pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Jalur
pengangkutan yang akan diikuti oleh bahan atau orang yang akan
meninggalkan lokasi tertentu. Bila jalur adalah tetap, perusahaan akan
mempertimbangkan menggunakan conveyer, atau fixed
path equipment lainnya. Sebaliknya bila jalur harus dilalui bersifat
variable, sebagai karakteristik produksi terputus-putus (intermittent),
perusahaan sebaiknya menggunakan truk dan derek, atau variable path equipment lainnya.
2.
Sifat objek
yang diangkut. Bila mengangkut orang-orang peralatan seperti elevator,
escalator, dan bus adalah alternatif peralatan yang dapat dipilih. Bila
mengangkut bahan- bahan perlu pertimbangan tentang bentuk, ukuran, ketajaman,
berat, dan daya tahannya.
3.
Karakteristik-karakteristik
bangunan. Kapasitas beban lantai akan mempengaruhi berat peralatan material handling yang dapat digunakan.
Ketinggian atap, dan kekuatan tiang-tiang penyangga, penempatan lorong-lorong
dan ukuran pintu sering membatasi jenis dan ukuran peralatan yang dapat
digunakan. Dismaping itu, bentuk bangunan yang bertingkat memerlukan peralata
khusus seperti elevator, dan juga sistem ventilasi mempengaruhi penggunaan
truk-truk bertenaga bahan bakar.
4.
Keadaan ruang
yang tersedia. Bila luas lantai terbatas, tetapi ruangan di atap tersedia,
derek dan kerekan aka lebih cocok dibandingkan truk dan conveyor. Dalam
kejadian dimana jenis ruangan tersebut terbatas, truk-truk kecil, conveyor dan
derek akan sesuai.
5.
Kapasitas
peralatan penanganan yang diperlukan. Faktor ini akan menentukan jumlah peralatan tipe
tertentu dibutuhkan, dimana ini juga tergantung pada jumlah ahan yang diangkut
per periode.
6.
Biaya setiap
metode alternative. Faktor biaya menyangkut dana yang tersedia bagi pengadaan peralatan-peralatan
penanganan bahan.
F.
Ongkos Material Handling
Menurut Bateman (2008), Tujuan Ongkos Material Handling
adalah Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan dan
memberikan perlindungan terhdap material. Adapun biaya/ongkos material handling meliputi:
· Biaya investasi
: harga pembelian peralatan, harga komponen alat bantu dan biaya instalasi
· Biaya operasi :
biaya perawatan, biaya bahan bakar dan biaya tenaga kerja
· Biaya pembelian
muatan : biaya pembelian pallet dan container
· Biaya
pengepakan dan kerusakan material
G.
Contoh Kasus
Soal: Gaji operator MH
= Rp 800.000 /bulan,
Harga pallet jack = Rp 30 juta dengan umur ekonomis 10 tahun.
Biaya perawatan= Rp500.000/bulan dan
Biaya bahan bakar= Rp 1.000.000/ bulan .
Jarak tempuh pallet jack per jam 200 meter.
Sebulan 25 hari kerja dan sehari 8 jam kerja.
Ditanya : Hitunglah
Ongkos Material Handling (OMH)
Jawab: 1. Menentukan
depresiasi dengan menggunakan depresiasi garis lurus
Depresiasi = 30 juta /(10 tahun x 300hari x 8 jam) =Rp1.250 / jam
2. Biaya
perawatan = 500.000/(25 hari x 8 jam) = Rp 2.500/jam
3. Biaya
Bahan Bakar = 1.000.000/ (25 x 8 jam) =
Rp.5.000/ jam
4. Biaya operator = 800.000/(25 hari x 8 jam) = Rp 4.000 / jam
5. Total biaya = Depresiasi +B. Perawatan + B. Bahan bakar+B.Operator
= 1.250+ 2.500 + 5.000 + 4.000 = Rp
12.750 / jam
6. OMH=
Total Biaya / Jarak Tempuh
= Rp 12.750 / 200 m = Rp 63,75 / m
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Material Handling adalah seni dan ilmu yang meliputi
penanganan (handling), pemindahan (moving), pengepakan (packaging),
penyimpanan (storing), dan pengawasan (controlling) dari material dengan
segala bentuknya. Agar proses produksi dapat berjalan dengan baik maka
perencanaan kegiatan yang berhubungan dengan pemindahan bahan harus dilakukan
dengan sebaik-baiknya. Pada
dasamya tujuan diadakannya material handling adalah untuk
menghilangkan pemborosan
atau inefisiensi. Sehingga dapat juga disimpulkan bahwa tujuan material handling adalah untuk mengangkat,
mernindahkan serta menempatkan material pada saat dibutuhkan, dan untuk melancarkan
proses produksi agar barang-barang dapat diseiesaikan tepat pada waktunya, serta untuk menekan
biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
Berbagai faktor perlu dipertimbangkan
untuk memilih tipe-tipe peralatan penanganan bahan yang akan digunakan dan
berapa banyak setiap tipe akan diperlukan. Faktor-faktor pertimbangan tersebut
adalah sebagai berikut: Jalur pengangkutan , Sifat objek yang diangkut,
Karakteristik-karakteristik bangunan, Keadaan ruang yang tersedia, Kapasitas
peralatan penanganan yang diperlukan, dan Biaya setiap metode alternative.
Manfaat yang diperoleh dari material
handling diantaranya yaitu untuk penghematan
biaya produksi, penurunan biaya persediaan, penggunaan ruangan lebih efisien,
serta meningkatkan produktifitas perusahaan.Tata letak dan
pemindahan bahan berpengaruh paling besar pada produktivitas dan keuntungan
dari suatu perusahaan bila dibandingkan dengan faktor faktor lainnya. Dalam
pelaksanaannya, tata letak dan material handling memiliki hubungan yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T Hani. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta:
BPFE
SOAL
1.
Dibawah ini yang merupakan tujuan utama material handling
adalah…
a.
untuk menghilangkan pemborosan atau inefisiensi
b.
Menjaga
atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan dan memberikan
perlindungan terhadap material.
c.
Meningkatkan
keamanan dan mengembangkan kondisi kerja.
d.
Meningkatkan
produktivitas:
e.
Sebagai pengawasan persediaan
2.
Clawler crane termasuk pada bagian tipe peralatan….
a.
Conveyors
b.
Derek dan keretan
c.
Truk
d.
Peralatan mobil
e.
Semua salah
3.
Dibawah ini adalah alat-alat yang digunakan pada fixed path, kecuali….
a.
Spiral chute
b.
Screw conveyor
c.
Belt conveyor
d.
Trolly conveyor
e.
Platform truck
4.
Yang termasuk biaya operasi adalah….
a.
biaya perawatan d. biaya pemelian pallet
b.
biaya
instalasi e. a dan c benar
c.
biaya
bahan bakar
5.
Sebuah alat angkut forklift dibeli dengan harga Rp. 50
juta diharapkan umur ekonomis 5 tahun. Biaya BBM Rp.20000/hari, biaya perawatan
Rp.5000/jam. Jika forklift berjalan rata-rata 15000 m/hari, Diasumsikan alat
angkut beroperasi 300 hari/tahun dan upah operator Rp.10000/jam. Ongkos material handlingnya adalah…
a.
Rp 6,76/m d.
Rp.17,4/m
b.
Rp.11,55/m e. Rp.
3,33/m
c.
Rp. 10,55/m
0 comments:
Post a Comment