Sunday, April 9, 2017

MAKALAH MATERIAL HANDLING

KATA PENGANTAR
Puji syukur  panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Material Handling”
Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Seminar Manajemen Operasional. Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Ucapkan terima kasih tidak lupa saya haturkan kepada dosen seminar manajemen operasional Bapak Drs. Sunarso Rizal SE, MM. untuk teman teman dan semua pihak yang telah membantu, saya ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini dapat berguna, sebagai karya dari kami dan untuk semua amin.


DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………….............................................................................           1
Daftar Isi…….................................................................................................            2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A.   Pengertian Material Handling….....................................................          4
B.    Tujuan Material Handling……………………….…..………….......          4
C.    Prinsip Dasar Material Handling……………….….......................           5
D.   Jenis Peralatan Material Handling……………………....................           6
E.    Pemilihan Peralatan Material Handling……………................... 8
F.    Ongkos Material Handling…………………………….…………….          9
G.   Contoh Kasus……………………………………………………..         10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…………………….....................................................................            11

DAFTAKA PUSTAKA…………………………………………………….                       12
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Sistem penanganan bahan baku memegang peranan yang sangat penting dalam perencanaan suatu pabrik. Pada sebagian besar manufacturing, orang beranggapan bahwa lebih baik bahan yang bergerak atau berpindah dari pada orang atau mesinnya. Untuk beberapa kasus tertentu kadang-kadang akan lebih baik manusia atau mesin (ataupun keduanya) yang dipindakan. Perencanaan tata letak pabrik tidaklah bisa mengabaikan signifikasi dari aktivitas pemindahan bahannya, demikian juga sebaliknya.
Pemindahan bahan atau material adalah suatu aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan produksi dan memiliki kaitan erat dengan perencanaan tata letak fasilitas produksi. Aktivitas ini merupakan aktivitas “non produktif” sebab tidak memberikan nilai perubahan apa-apa terhadap material atau bahan yang dipindahkan, tidak akan terjadi perubahan bentuk, dimensi, maupun sifat-sifat fisik atau kimiawi dari material yang berpindah. Kegiatan pemindahan bahan/material tersebut akan menambah biaya (cost). Dengan demikian sebisa mungkin aktivitas pemindahan bahan tersebut dieliminir atau paling tepat untuk menekan biaya pemindahan bahan tersebut adalah memindahkan bahan pada jarak yang sependekpendeknya dengan mengatur tata letak fasilitas produksi atau departmen yang ada.
Material handling adalah aliran bahan yang harus direncanakan secermat cermatnya sehingga material (bahan) akan bisa dipindahkan pada saat dan menuju lokasi yang tepat. Biaya material handling dengan mudah akan dapat dihitung. Biasanya biaya material handling akan proporsional dengan jarak pemindahan material dan pengukuran jarak akan bisa dilaksanakan dengan sederhana bilamana layout dari fasilitas produksi tersebut bisa digambarkan. Biaya material handling seringkali akan sangat dipengaruhi oleh desain layout itu sendiri. Karena biaya material handling proporsional dengan jarak perpindahan material, maka pemilihan tipe layout itu sendiri sudah akan memberi pengaruh terhadap jumlah biaya material handling. material handling mempunyai tujuan umum yaitu meminimumkan biaya. Karena pengaruh yang nyata dalam material handling, penting sekali untuk mendesain layout dan sistem material handling secara simultan atau paling tidak terjadi back tracking yang signifikan.


BAB II
PEMBAHASAN

PENANGANAN BAHAN (MATERIAL HANDLING)
A.   Pengertian Material Handling
Menurut Assauri (2008), dalam produksi terdapat bermacam-macam proses yang harus dilalui oleh produk tersebut untuk sampai selesai dan siap dikirim ke pasar. Pergerakan/perpindahan bahan itu disebut “ material movement ”. Akan tetapi bahan-bahan merupakan benda mati yang tidak dapat bergerak dengan sendirinya. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan pemindahan bahan yang disebut “material handling”.
Material handling (penanganan bahan) dapat diartikan sebagai menangani material dengan menggunakan peralatan dan metode yang benar. Perencanaan sistem material handling merupakan suatu komponen penting dalam perencanaan fasilitas terutama dalam kaitannya dengan desain tata letak. Oleh karena itu, perencanaan tata letak dan perencanaan penanganan material selalu saling terkait satu dengan yang lainnya. ( Eddy Herjanto ; Manajemen Operasi Edisi 3 ; Grasindo ; 2008 ; Hal 143 )
Pengertian Material Handling menurut John A Stubin, dalam Business Management yaitu, Material handling adalah suatu bagian yang integral dari proses produksi yang meliputi penyimpanan, pemuatan, penuranan, dan juga bagian transportasi mengangkut material ke pengepakan sampai barang jadi yang siap dipasarkan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa material handling adalah kegiatan mengangkat,  mengangkut,  meletakkan bahan-bahan/barang-barang dalam proses di dalam pabrik, kegiatan ini dimulai sejak bahan-bahan masuk atau diterima di pabrik, sampai pada saat barang jadi dikeluarkan dari pabrik.

B.    Tujuan Material Handling
kegiatan suatu perusahaan industri terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1.     Menyediakan atau menempatkan bahan-bahan di tempat kerja. ("Make Ready").
2.     Melakukan kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau pembuatan barang. ("Do").
3.     Memindahkan barang-barang, bahan-bahan dari tempat kerja. ("Put Away ").

Pada dasarnya tujuan utama diadakannya material handling adalah untuk menghilangkan pemborosan atau inefisiensi. Beberapa tujuan lain dari dilaksanakannya material handling adalah sebagai berikut ini :
1.     Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan dan memberikan perlindungan     terhadap material.
2.     Meningkatkan keamanan dan mengembangkan kondisi kerja.
3.     Meningkatkan produktivitas:
a.     Material akan mengalir pada garis lurus
b.     Material akan berpindah dengan jarak sedekat mungkin
c.     Perpindahan sejumlah material pada satu kali waktu
d.     Mekanisme penanganan material
e.     Otomasi penanganan material
f.      Menjaga atau mengembangkan rasio antara produksi dan penanganan material,
g.     Meningkatkan muatan/beban dengan penggunaan peralatan material handling otomatis.
4.     Meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas
a.     Menigkatkan penggunaan bangunan
b.     Pengadaan bangunan serbaguna
c.     Standarisasi peralatan material handling
d.     Menjaga, dan menempatkan seluruh peralatan sesuai kebutuhan dan mengembangkan program pemeliharaan inventif.
e.     Integrasi seluruh peralatan material handling dalam suatu sistem.
5.     Sebagai pengawasan persediaan.

C.   Prinsip Dasar Material Handling
Beberapa prinsip dasar yang perlu mendapat perhatian di dalam perencanaan penanganan material (material handling) adalah sebagai berikut:
·      Sistem material handling yang disusun harus memenuhi tujuan dan persyaratan dasar.
·      Sistem penanganan dan penyimpanan hendaknya terintegrasi.
·      Peralatan material handling dan prosedurnya didisain sedemikian rupa dengan mempertimbangkan faktor kemampuan manusia dan keterbatasanya
·      Metode dan peralatan material handling yang dipilih harus memberikan biaya per unit angkut yang rendah
·      Faktor pemakaian energi dari sistem material handling dan prosedurnya harus diikutsertakan dalam melakukan justifikasi ekonomi
·      Pemakaian ruangan yang seefektif mungkin
·      Sedapat mungkin memanfaatkan gaya berat dalam memindahkan material dengan tetap memperhatikan keterbatasan
·      Gunakan komputerisasi dalam material handling
·      Dalam penanganan dan penyimpanan arus data harus terintegrasi dengan arus fisik material
·      Urutan operasi dan tata letak peralatan harus efektif dan efisien
·      Standarisasikan metode dan peralatan material handling.
·      Mekanisasikan peralatan material handling untuk efisiensi
·      Metode dan peralatan material handling harus mempunyai dampak minimal terhadap lingkungan
·      Metode penanganan harus sesederhana mungkin dengan mengeliminasi, mengurangi atau mengkombinasikan gerakan dan atau peralatan yang tidak perlu
·      Metode dan peralatan harus bisa menangani berbagai kondisi operasi
·      Metode dan peralatan material handling harus sesuai dengan peraturan keselamatan yang berlaku.
·      Sistem material handling harus mencakup jadwal pemeliharaan, jadwal perbaikan, serta kebijakan jangka panjang.

D.   Jenis Peralatan Material Handling
Tulang punggung sistem material handling adalah peralatan material handling. Sebagian besar peralatan yang ada mempunyai karakteristik dan harga yang berbeda. Semua peralatan material handling diklasifikasikan ke dalam tiga tipe utama yaitu:
1.     Conveyors
Conveyors adalah suatu peralatan yang memindahkan bahan-bahan baik dengan arah horizontal maupun vertical antara dua tempat tetap. Tipe-tipe peralatan lain yang dapat ditempatkan dalam kategori ini adalah escalator, pipa, elevator, belt, dll.
Karakteristik pertama conveyors adalah bahwa peralatan ini memberikan route perpindahan yang tetap. Karakteristik kedua adalah bahwa conveyors memanfaatkan ruangan secara terus menerus. Beberapa tipe conveyor:
ANd9GcSlcwjEsY7pSaoGyWiq_3Bu_aCBa3bRV2XHRSIo_rAWycgM0X4cRoller conveyor ansiPrivoted bucket conveyor

2.     Truk dan Peralatan Mobil
Kendaraan-kendaraan ini digerakan dengan tenaga tangan, minyak, atau listrik dan mempunyai kemampuan mengankut barang-barang dengan arah horizontal.
Berlawanan dengan conveyors, truk dan kendaraan sejenisnya merupakan variable-path equipment, karena dapat bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain sepanjang permukaan jalan yang tersedia memungkinkan dan tidak dirintangi.
Peralatan-peralatan ini juga tidak seperti conyeyors, dalam hal ini pemanfaatan ruang secara tertentu secara “intermittent”. Sebagai konsekuensinya, walaupun ruangan digunakan untuk kendaraan pada lokasi tertentu, ruangan tersebut bebas untuk penggunaan lainnya. Dari situasi tertentu, perusahaan menggunakan tipe peralatan penanganan bahan ini Karena karakteristik-karakteristiknya yang tidak memerlukan route tetap dan tidak memanfaatkan ruangan secara terus menerus. Beberapa tipe peralatan mobil :
tractor_colouring_page_460_0industrial tractor ansiPlatform truck

3.     Derek dan Kerekan (cranes and hoists)
Peralatan-peralatan ini dalam kondisi tertentu, mampu memindahkan bahan-bahan secara verikal dan lateral dalam ruangan dengan kepanjangan, kelebran, ketinggian terbatas. Tentu saja berbagai jenis perlatan ini dapat dipindah-pindahkan daru satu lokasi ke lokasi lain bila dinaikan ke atas traktor truk, atau kendaraan lainnya.
Cranes and hoists bisa digunakan pada pekerjaan-pekerjaan konstruksi, pengangkutan barang-barang berat dari tempat kerja satu ke departemen lainnya serta pembokaran cargo di dok-dok pelabuhan. Beberapa tipe derek dan kerekan:
crane-jib1Jib CraneCM-Series-622-Hand-Chain-HoistChain Hoist   Diagram - Originalclawler crane

E.    Pemilihan Peralatan Penanganan Bahan (Material Handling)
Berbagai faktor perlu dipertimbangkan untuk memilih tipe-tipe peralatan penanganan bahan yang akan digunakan dan berapa banyak setiap tipe akan diperlukan. Faktor-faktor pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut:
1.     Jalur pengangkutan yang akan diikuti oleh bahan atau orang yang akan meninggalkan lokasi tertentu. Bila jalur adalah tetap, perusahaan akan mempertimbangkan menggunakan conveyer, atau fixed path equipment lainnya. Sebaliknya bila jalur harus dilalui bersifat variable, sebagai karakteristik produksi terputus-putus (intermittent), perusahaan sebaiknya menggunakan truk dan derek, atau variable path equipment lainnya.
2.     Sifat objek yang diangkut. Bila mengangkut orang-orang peralatan seperti elevator, escalator, dan bus adalah alternatif peralatan yang dapat dipilih. Bila mengangkut bahan- bahan perlu pertimbangan tentang bentuk, ukuran, ketajaman, berat, dan daya tahannya.
3.     Karakteristik­-karakteristik bangunan. Kapasitas beban lantai akan mempengaruhi berat peralatan material handling yang dapat digunakan. Ketinggian atap, dan kekuatan tiang-tiang penyangga, penempatan lorong-lorong dan ukuran pintu sering membatasi jenis dan ukuran peralatan yang dapat digunakan. Dismaping itu, bentuk bangunan yang bertingkat memerlukan peralata khusus seperti elevator, dan juga sistem ventilasi mempengaruhi penggunaan truk-truk bertenaga bahan bakar.
4.     Keadaan ruang yang tersedia. Bila luas lantai terbatas, tetapi ruangan di atap tersedia, derek dan kerekan aka lebih cocok dibandingkan truk dan conveyor. Dalam kejadian dimana jenis ruangan tersebut terbatas, truk-truk kecil, conveyor dan derek akan sesuai.
5.     Kapasitas peralatan penanganan yang diperlukan. Faktor ini akan menentukan jumlah peralatan tipe tertentu dibutuhkan, dimana ini juga tergantung pada jumlah ahan yang diangkut per periode.
6.     Biaya setiap metode alternative. Faktor biaya menyangkut dana yang  tersedia bagi pengadaan peralatan-peralatan penanganan bahan.  

F.    Ongkos Material Handling
Menurut Bateman (2008), Tujuan Ongkos Material Handling adalah Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan dan memberikan perlindungan terhdap material. Adapun biaya/ongkos material handling meliputi:
·      Biaya investasi : harga pembelian peralatan, harga komponen alat bantu dan biaya instalasi
·      Biaya operasi : biaya perawatan, biaya bahan bakar dan biaya tenaga kerja
·      Biaya pembelian muatan : biaya pembelian pallet dan container
·      Biaya pengepakan dan kerusakan material



G.   Contoh Kasus
Soal:                Gaji operator MH = Rp 800.000 /bulan,
Harga pallet jack = Rp 30 juta dengan umur ekonomis 10 tahun.
Biaya perawatan= Rp500.000/bulan dan
Biaya bahan bakar= Rp 1.000.000/ bulan .
Jarak tempuh pallet jack per jam 200 meter. 
Sebulan 25 hari kerja dan sehari 8 jam kerja.
Ditanya            :           Hitunglah Ongkos Material Handling (OMH)

Jawab: 1.         Menentukan depresiasi dengan menggunakan depresiasi garis lurus
Depresiasi = 30 juta /(10 tahun x 300hari x 8 jam) =Rp1.250 / jam
2.         Biaya perawatan = 500.000/(25 hari x 8 jam) = Rp 2.500/jam
3.         Biaya Bahan Bakar =  1.000.000/ (25 x 8 jam) = Rp.5.000/ jam
            4.         Biaya operator = 800.000/(25 hari x 8 jam) = Rp 4.000 / jam
            5.         Total biaya = Depresiasi +B. Perawatan + B. Bahan bakar+B.Operator
= 1.250+ 2.500  + 5.000 + 4.000 = Rp 12.750 / jam
6.         OMH= Total Biaya / Jarak Tempuh
= Rp 12.750 / 200 m = Rp 63,75 / m


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Material Handling adalah seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), pengepakan (packaging), penyimpanan (storing), dan pengawasan (controlling) dari material dengan segala bentuknya. Agar proses produksi dapat berjalan dengan baik maka perencanaan kegiatan yang berhubungan dengan pemindahan bahan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pada dasamya tujuan diadakannya material handling adalah untuk menghilangkan pemborosan atau inefisiensi. Sehingga dapat juga disimpulkan bahwa tujuan material handling adalah untuk mengangkat, mernindahkan serta menempatkan material pada saat dibutuhkan, dan untuk melancarkan proses produksi agar barang-barang dapat diseiesaikan tepat pada waktunya, serta untuk menekan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
Berbagai faktor perlu dipertimbangkan untuk memilih tipe-tipe peralatan penanganan bahan yang akan digunakan dan berapa banyak setiap tipe akan diperlukan. Faktor-faktor pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut: Jalur pengangkutan , Sifat objek yang diangkut, Karakteristik­-karakteristik bangunan, Keadaan ruang yang tersedia, Kapasitas peralatan penanganan yang diperlukan, dan Biaya setiap metode alternative.
Manfaat yang diperoleh dari material handling diantaranya yaitu untuk penghematan biaya produksi, penurunan biaya persediaan, penggunaan ruangan lebih efisien, serta meningkatkan produktifitas perusahaan.Tata letak dan pemindahan bahan berpengaruh paling besar pada produktivitas dan keuntungan dari suatu perusahaan bila dibandingkan dengan faktor faktor lainnya. Dalam pelaksanaannya, tata letak dan material handling memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.


DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T Hani. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE


SOAL
1.     Dibawah ini yang merupakan tujuan utama material handling adalah…
a.     untuk menghilangkan pemborosan atau inefisiensi
b.     Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan dan memberikan perlindungan     terhadap material.
c.     Meningkatkan keamanan dan mengembangkan kondisi kerja.
d.     Meningkatkan produktivitas:
e.     Sebagai pengawasan persediaan
2.     Clawler crane termasuk pada bagian tipe peralatan….
a.     Conveyors
b.     Derek dan keretan
c.     Truk
d.     Peralatan mobil
e.     Semua salah
3.     Dibawah ini adalah alat-alat yang digunakan pada fixed path, kecuali….
a.     Spiral chute
b.     Screw conveyor
c.     Belt conveyor
d.     Trolly conveyor
e.     Platform truck
4.     Yang termasuk biaya operasi adalah….
a.     biaya perawatan                             d. biaya pemelian pallet
b.     biaya instalasi                                e. a dan c benar
c.     biaya bahan bakar
5.     Sebuah alat angkut forklift dibeli dengan harga Rp. 50 juta diharapkan umur ekonomis 5 tahun. Biaya BBM Rp.20000/hari, biaya perawatan Rp.5000/jam. Jika forklift berjalan rata-rata 15000 m/hari, Diasumsikan alat angkut beroperasi 300 hari/tahun dan upah operator Rp.10000/jam.  Ongkos material handlingnya adalah…
a.     Rp 6,76/m                                     d. Rp.17,4/m
b.     Rp.11,55/m                                               e. Rp. 3,33/m

c.     Rp. 10,55/m

0 comments:

Post a Comment